Update : Seandainya Saya Menjadi Anggota DPD RI

Seandainya Saya Menjadi Anggota DPD RI - Pembangunan dan Pergeseran Paradigma Pembangunan

Pada mulanya upaya pembangunan Negara Sedang Berkembang (NSB, dalam dunia international dikenal dengan istilah: negara Dunia Ketiga – Third World Countries) diidentikkan dengan upaya meningkatkan pendapatan per kapita. Hal ini sering dikenal dengan istilah strategi pertumbuhan ekonomi, di mana pendapatan rakyat pada sebuah negara menjadi alat ukur dalam menentukan negara maju atau NSB.

Pemikiran di atas itu didukung oleh para ahli pembangunan pada dekade 1940-an dan 1950-an. Pada masa itu munculnya teori pertumbuhan dan pembangunan ekonomi sebagai tujuan utama setiap kebijakan ekonomi di negara manapun di dunia ini (Prof.Mudrajat Kuncoro,Ph.D, Ekonomika Pembangunan – Masalah, Kebijakan, dan Politik, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2010, hal. 4). Walaupun ada banyak varian pemikiran, namun pada dasarnya para pemikir itu sepakat bahwa kata kunci dalam pembangunan adalah pembentukan modal. Maka strategi pembangunan yang dianggap paling sesuai adalah akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan mengundang modal asing dan melakukan industrialisasi.

Namun memasuki akhir dasawarsa 1960-an, banyak NSB mulai menyadari bahwa “pertumbuhan” (growth) tidak identik dengan “pembangunan” (development) (Prof.Mudrajat Kuncoro,Ph.D,  Penerbit Erlangga, 2010, hal. 5). Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan produksi barang dan jasa secara nasional, namun tidak dapat melepaskan diri dari masalah-masalah seperti pengangguran, kemiskinan di perdesaan, distribusi pendapatan yang timpang, dan ketidakseimbangan struktural. Sementara pembangunan berdimensi lebih luas dari sekadar peningkatan pertumbuhan ekonomi.
Selengkapnya : Seandainya Menjadi Anggota DPD RI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar